
Dalam sebuah langkah inovatif yang patut diapresiasi, SMA Swasta Thomas Alva Edison di Medan Denai, Kota Medan, menjadi pelopor dalam mengintegrasikan pendidikan perpajakan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler tingkat Sekolah Menengah Atas. Terobosan ini menjadikan SMA Thomas Alva Edison sebagai sekolah pertama di Indonesia yang menginisiasi ekstrakurikuler perpajakan di luar lingkup Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebuah pencapaian yang membuka babak baru dalam pendidikan kesadaran pajak sejak usia dini
Semangat Pelajar dan Dedikasi Sekolah
Antusiasme pelajar SMA Thomas Alva Edison terhadap kegiatan ekstrakurikuler perpajakan terlihat jelas dari partisipasi aktif mereka dalam berbagai sesi pembelajaran, simulasi, dan diskusi mengenai sistem perpajakan nasional. Para siswa tidak hanya belajar tentang fungsi dan mekanisme pajak, tetapi juga memahami peran penting pajak dalam pembangunan negara dan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam membentuk generasi muda yang sadar pajak. Dengan dukungan dari Pihak Guru dan Kepala Sekolah SMA Thomas Alva Edison terus berinovasi dalam metode pembelajaran yang interaktif dan aplikatif.
Budiman, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Divisi Humas Asosiasi Konsultan Pajak Publik Indonesia (AKP2I) sekaligus Direktur Jaya Sukses Konsultan, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif luar biasa dari SMA Thomas Alva Edison. Dalam kunjungannya ke sekolah tersebut, Budiman sebagai Instruktur menyampaikan semangat dan motivasi kepada para pelajar, serta menekankan pentingnya membangun kesadaran pajak sejak bangku sekolah.
“SMA Thomas Alva Edison telah menunjukkan bahwa pendidikan perpajakan tidak harus menunggu jenjang perguruan tinggi atau kejuruan. Kesadaran pajak bisa dan harus dimulai sejak SMA, agar generasi muda tumbuh menjadi warga negara yang bertanggung jawab,” ujar Budiman.
Melihat potensi besar dari program ekstrakurikuler ini, Budiman mengajak Pemerintah Kota Medan (Pemko Medan) dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumatera Utara I untuk memberikan dukungan nyata. Dukungan tersebut bisa berupa fasilitasi pelatihan, penyediaan materi edukatif, hingga kolaborasi dalam program kampanye kesadaran pajak di kalangan pelajar.
“Saya mengajak Pemko Medan dan DJP Sumut I untuk bersama-sama mendukung sekolah-sekolah swasta, khususnya SMA Thomas Alva Edison, yang telah mendedikasikan diri dalam membentuk generasi sadar pajak. Ini bukan hanya tentang pendidikan, tetapi tentang masa depan bangsa,” tegas Budiman.
Inisiatif ekstrakurikuler perpajakan ini diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia. Dengan membekali pelajar dengan pengetahuan dan pemahaman tentang pajak sejak dini, Indonesia dapat membangun budaya taat pajak yang kuat dan berkelanjutan.
Para pelajar SMA Thomas Alva Edison kini tidak hanya menjadi siswa yang cerdas secara akademik, tetapi juga calon wajib pajak yang sadar akan hak dan kewajibannya. Mereka belajar bahwa pajak bukan sekadar kewajiban, tetapi juga bentuk kontribusi nyata terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa.
Langkah berani SMA Thomas Alva Edison dalam menginisiasi ekstrakurikuler perpajakan patut menjadi inspirasi nasional. Dengan dukungan dari tokoh seperti Budiman, serta kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan institusi perpajakan, Indonesia dapat melahirkan generasi emas yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan fiskal.
Semoga semangat para pelajar SMA Thomas Alva Edison menjadi titik awal dari gerakan nasional kesadaran pajak sejak dini, demi Indonesia yang lebih maju dan berkeadilan, dan juga dapat dicontoh oleh Sekolah Swasta Lainnya.









